Wednesday, December 5, 2012

WIRACARITA GILGAMES


PENGANTAR
Kitab suci merupakan sebuah karya sastra yang terbentuk selama berabad-abad dan dipengaruhi oleh banyak tradisi. Minimal ada 4 tradisi yang dapat disebut sebagai tradisi yng mempengaruhi penyusunan Kitab Suci, yakni: Tradisi Yahwis (Y), Elohis (E), Priester Kodex (P), Deuteronomy (D). Masing-masing tradisi tersebut memiliki kekhasan masing-masing. Tradisi Yahwis yang dianggap paling tua, misalnya, memiliki cara khas untuk memanggil Tuhan Allah dengan sebutan Yahweh (YHWH). Selain itu, tradisi Yahwis juga seringkali memasukkan cerita-cerita rakyat di daerah Mesopotamia untuk menjelaskan misteri imannya.
Menurut para ahli Kitab Suci, Wiracarita (Epos) Gilgames merupakan salah satu cerita yang ditengarai berpengaruh cukup besar dalam pembentukan dan penulisan kisah Air Bah di jaman Nuh. Kesimpulan ini muncul karena ada banyaknya kemiripan antara kedua kisah ini. Namun, yang lebih menarik lagi untuk dicermati ialah ternyata kisah tentang Air Bah, yang dikirim oleh dewa atau para dewa untuk menghancurkan peradaban sebagai suatu tindakan pembalasan ilahi, adalah sebuah tema yang sudah tersebar luas dalam mitologi Yunani dan banyak mitos dalam budaya lainnya. Kisah tentang Nuh dan bahteranya dalam Kitab Kejadian, Matsya dalam Puranas Hindu, Deucalion dalam Yunani mitologi dan Utnapishtim dalam Epos Gilgames antara lain adalah versi-versi yang paling dikenal akrab tentang mitos-mitos ini. Sebagian besar budaya dunia pada masa lampau dan kini mempunyai cerita-cerita tentang "air bah" yang menghancurkan peradaban sebelumnya.

TEMUAN ARKEOLOGI GILGAMES
Kisah tentang Gilgamesh ditemukan dalam 12 lempengan tanah liat dalam bahasa Akkadia. Prasasti ini ditemukan pada abad ke 19 dalam sebuah penggalian perpustakaan kuno Assyria kuno, ibukota Niniwe, lalu kemudian disusun, disatukan dan diterjemahkan. Kisah ini mungkin aslinya dibuat di daerah Sumeria, tetapi kemudian diadaptasi dan diserap oleh bangsa-bangsa di timur mediterania. Versi Sumeria tertua dari epos ini berasal dari masa Dinasti ketiga Ur (2150 SM-2000 SM). Versi Akkadia paling awal berasal dari awal milenium kedua (Dalley 1989: 45). Versi Akkadia "standar", disusun oleh Sin-liqe-unninni pada masa antara 1300 SM dan 1000 SM.

KISAH GILGAMES
Cerita Gilgames terdiri dari dua bagian besar. Bagian pertama bercerita tentang keinginan Dewi Ishtar untuk menikahi Gilgames. Gilgames adalah seorang raja sebuah kerajaan bernama Uruk di daerah mesopotamia kuno. Pemerintahan Gilgames yang dianggap historis diyakini berlangsung sekitar tahun 2700 SM-2500 SM. Dalam certa tersebut dikisahkan bahwa Gilgames akhirnya dengan halus menolak permintaan Sang Dewi untuk menikahinya. Mengapa? Gilgames kenal betul tipikal Dewi Isthar. Dewi Isthar adalah tipikal seorang Dewi yang mudah jatuh cinta, sekaligus mudah cemburu dan lalu setelah pernikahan seringkali mencampakkan suaminya. Dalam sajak penolakannya Gilgames menyebutkan beberapa contoh nama orang-orang yang pernah menjadi mantan suami Dewi Isthar dan kemudian dicampakkan begitu saja. Bahkan beberapa dikutuk menjadi makhluk yang mengerikan.
Penolakan Gilgames tersebut membuat Dewi Isthar marah dan memancingnya untuk membalas dendam. Dewi Isthar meminjam seekor banteng khayangan (Bull of Heaven) untuk menghancurkan Gilgames. Banteng ini mengamuk di bumi dan membinasakan ratusan orang dalam sekejab. Namun kemudian, berkat bantuan Enkidu, sahabat karibnya, Gilgames berhasil membunuh banteng itu, memotong jantungnya dan memberikannya kepada Shamash (dewa matahari dan keadilan).
Bagian kedua bercerita tentang Utnapistim, seorang bijak, yang mengungkapkan bahwa dewa-dewa pernah mencoba untuk membinasakan manusia dengan mendatangkan Air Bah ke atas bumi. Utnapistim adalah nenek moyang Gilgames yang dianugerahi keabadian oleh para dewa. Gilgames pernah mencari Utnapistim untuk mengetahui resep rahasia agar menjadi abadi seperti dirinya. Gilgames pernah ingin menjad abadi setelah ia dilanda kesedihan yang begitu hebat sejak kematian Enkidu sahabatnya. Namun ternyata usaha Gilgames sia-sia. Utnapistim menjadi abadi karena jasanya menyelamatkan hidup manusia dan binatang-binatang saat air bah muncul. Gilgames tidak bisa menjadi seperti Utnapistim karena pengalaman Utnapistim adalah pengalaman yang sungguh unik dan mungkin tidak akan terulang lagi.
Kisah pemusnahan umat manusia dengan Air Bah bermula ketika para dewa melihat bahwa manusia di bumi berkembang biak menjadi banyak sekali dan suka membuat keributan seperti banteng-banteng liar yang mengamuk. Keributan ini membuat para dewa sulit tidur. Enlil, seorang dewa penasihat, membawa permasalahan ini dalam rapat para dewa. Lalu para dewa bersepakat untuk membinasakan umat manusia. Namun demikian, Ea, seorang dewa mata air , sebelum semua hal itu terjadi, muncul dalam mimpi seorang pertapa bernama Utnapistim untuk memperingatkan manusia. Ea memberi perintah kepada Utnapistim untuk segera meninggalkan pekerjaannya sehari-hari untuk merombak rumahnya menjadi sebuah bahtera yang besar. Dalam mimpi itu Utnapistim mengetahui bahwa Air Bah akan segera datang ke bumi dan oleh karena itu Ea pun meminta agar Utnapistim membawa ke atas kapal segala benih kehidupan (baik binatang maupun tumbuhan) dari segala makhluk agar bisa diselamatkan.
Singkat cerita, Bahtera Utnapistim sudah jadi dan Air Bah memang sungguh turun. Air Bah itu begitu dahsyat dan membinasakan seluruh umat manusia dan binatang-binatang kecuali yang ada di dalam bahtera Utnapistim. Kemudian, setelah laut menjadi tenang kembali dan air mulai surut, Utnapistim melepas beberapa burung untuk mengetahui yang terjadi di luar bahteranya. Akhirnya Ia mengetahui bahwa air sudah mulai surut dan segera mempersembahkan kurban bakaran untuk bersyukur kepada dewa. Para dewa kaget sekali melihat bahwa ada manusia yang selamat. Lalu Ea mulai membuka mulutnya dan dengan sebuah sajak yang indah ia membela manusia dan ganti mengkritik Enlil atas ketidakbijaksanaannya. Para dewa dan Enlil akhirnya menyesal dan justru kemudian memberkati Utnapistim dan Istrinya menjadi makhluk yang abadi.

ANTARA NUH DAN UTNAPISTIM
Membaca kisah Utnapistim di atas tentu siapa saja akan bisa mengatakan bahwa ada beberapa aspek dalam kisah Utnapistim yang sangat mirip dengan Kisah Nuh. Berikut ini penulis mencoba menyajikan persamaan dan perbedaan antara kisah Nuh dan Gilgames dalam sebuah tabel.

Perbandingan antara Kisah Air Bah pada Kitab Kejadian dan Gilgames

Kitab Kejadian
Gilgames
Daerah cakupan air bah
global
global
Penyebab
Kebobrokan manusia
Keributan manusia
Air Bah ditujukan untuk?
Seluruh umat manusia
Satu kota dan seluruh umat manusia
Pengirim Air Bah
Yahweh
“perkumpulan” dewa-dewa
Nama Tokoh
Nuh
Utnapistim
Karakter tokoh
Orang yang benar di hadapan Allah
Orang yang benar di hadapan dewa
Cara memberikan perintah untuk membuat bahtera
langsung
Melalui mimpi
Diperintahkan untuk membuat bahtera?
Ya
Ya
Apakah tokoh tersebut protes?
Tidak
Ya
Jumlah pintu
satu
satu
Jumlah jendela
Minimal satu
Minimal satu
Bentuk bahtera
Kotak membujur
Kubus
Penumpang
Hanya anggota keluarga nuh
Anggota keluarga dan beberapa orang lain juga
Cara menurunkan Air Bah
Hujan yang dahsyat dan meluapnya sumber air
Hujan yang dahsyat
Lama Air Bah
Lama (40 hari 40 malam)
Singkat (6 hari 6 malam)
Cara mencari daratan
Melepas burung
Melepas burung
Burung yang dilepas
Gagak, dan tiga merpati
Gagak, layang-layang, merpati
Tempat mendarat
Gunung Ararat
Gunung Nisir
Ada kurban setelah banjir?
Ada
Ada
Ada berkat setelah banjir?
Ada
Ada

PERDEBATAN PARA AHLI
            Beberapa ahli percaya bahwa Kisah Gilgames adalah kisah yang asli dan turut mempengaruhi penulisan kitab Kejadian. Mengapa demikian? Karena dalam Kisah Gilgames dianggap lebih tua dari kisah Nuh. Dengan demikian memang dalam kitab suci masuk juga unsur cerita-cerita rakyat dan kebudayaan lokal pada saat itu. Di sisi lain, beberapa ahli (umumnya Kristen) percaya bahwa Kisah Nuh dalam kejadianlah yang original sedangkan kisah Gilgames merupakan distorsinya. Mengapa demikian? Kebanyakan dari para ahli ini berpegang pada 2 Kor 10:5 dan memandang bahwa segala sesuatu harus ditaklukkan d bawah Kitab Suci dan bukan sebaliknya.

TANGGAPAN PASTORAL PENULIS
            Menurut pendapat saya, Alkitab sendiri tidak pernah menyatakan dirinya sebagai sebuah laporan berita sejarah. Alkitab sama sekali bukan buku sejarah yang memuat secara mendetail urutan kronologis kejadian-kejadian yang terjadi di masa lalu. Misalnya dalam hal penulisan taurat: banyak Ahli berpendapat bahwa penyusunan kitab-kitab Musa (Kejadian, Keluaran, Bilangan, Ulangan) baru beberapa abad setelah Musa wafat. Tim redaksi penyusunan menggunakan nama Musa sebagai pengarang karena nama Musa dipandang otoritatif dan sudah dikenal oleh orang banyak saat itu.
Menyikapi perdebatan beberapa ahli di atas, saya pribadi tidak keberatan jika memang Gilgames dianggap lebih original dibandingkan dengan kitab suci, ataupun sebaliknya kitab suci lebih original daripada Gilgames. Andaikata Gilgames memang lebih original daripada kisah dalam kejadian, saya pribadi justru merasa bangga karena Allah tidak hanya menggunakan bahasa manusia dalam mewahyukan diri-nya, tetapi lebih jauh lagi bahkan sampai menggunakan cerita-cerita “milik” manusia untuk menjelaskan “Siapa diri-Nya”. Bagi saya, masalah “siapa yang lebih asli” dan “siapa yang meniru” tidak mengganggu kewibawaan kitab suci sebagai Sabda Allah.
Bagi saya, yang terpenting dalam membaca Kitab suci adalah mengetahui makna Sabda Allah tersebut bagi kehidupan kita sekarang. Fakta bahwa cerita itu tertulis dalam kitab suci berarti bahwa Allah mau mewahyukan diri-Nya dan kehendak-Nya kepada manusia lewat cerita tersebut. Kebenaran dalam kitab suci bukan terletak pada dimensi historisnya, tetapi lebih pada dimensi iman yang tersirat di dalamnya.

DAFTAR PUSTAKA

Software
Microsoft ® Encarta ® 2009. © 1993-2008 Microsoft Corporation. All rights reserved.
Gilgamesh. (2010). Encyclopædia Britannica. Encyclopaedia Britannica Ultimate Reference Suite.  Chicago: Encyclopædia Britannica.
Mesopotamian religion. (2010). Encyclopædia Britannica. Encyclopaedia Britannica Ultimate Reference Suite.  Chicago: Encyclopædia Britannica.

Situs
http://creation.com/noahs-flood-and-the-gilgamesh-epic
http://id.wikipedia.org/wiki/Bahtera_Nuh
http://id.wikipedia.org/wiki/Air_bah_(mitologi)
http://id.wikipedia.org/wiki/Epos_gilgames




No comments:

Post a Comment