PENGANTAR
Kitab
suci merupakan sebuah karya sastra yang terbentuk selama berabad-abad dan
dipengaruhi oleh banyak tradisi. Minimal ada 4 tradisi yang dapat disebut
sebagai tradisi yng mempengaruhi penyusunan Kitab Suci, yakni: Tradisi Yahwis
(Y), Elohis (E), Priester Kodex (P), Deuteronomy (D). Masing-masing tradisi
tersebut memiliki kekhasan masing-masing. Tradisi Yahwis yang dianggap paling
tua, misalnya, memiliki cara khas untuk memanggil Tuhan Allah dengan sebutan
Yahweh (YHWH). Selain itu, tradisi Yahwis juga seringkali memasukkan
cerita-cerita rakyat di daerah Mesopotamia untuk menjelaskan misteri imannya.
Menurut
para ahli Kitab Suci, Wiracarita (Epos) Gilgames merupakan salah satu cerita
yang ditengarai berpengaruh cukup besar dalam pembentukan dan penulisan kisah
Air Bah di jaman Nuh. Kesimpulan ini muncul karena ada banyaknya kemiripan
antara kedua kisah ini. Namun, yang lebih menarik lagi untuk dicermati ialah
ternyata kisah tentang Air Bah, yang dikirim oleh dewa
atau para dewa untuk menghancurkan peradaban
sebagai suatu tindakan pembalasan ilahi,
adalah sebuah tema yang sudah tersebar luas dalam mitologi Yunani
dan banyak mitos
dalam budaya lainnya. Kisah tentang Nuh dan bahteranya
dalam Kitab Kejadian, Matsya
dalam Puranas
Hindu,
Deucalion
dalam Yunani mitologi
dan Utnapishtim
dalam Epos Gilgames antara lain adalah
versi-versi yang paling dikenal akrab tentang mitos-mitos ini. Sebagian besar
budaya dunia pada masa lampau dan kini mempunyai cerita-cerita tentang
"air bah" yang menghancurkan peradaban sebelumnya.
TEMUAN ARKEOLOGI GILGAMES
Kisah
tentang Gilgamesh ditemukan dalam 12 lempengan tanah liat dalam bahasa Akkadia.
Prasasti ini ditemukan pada abad ke 19 dalam sebuah penggalian perpustakaan
kuno Assyria kuno, ibukota Niniwe, lalu kemudian disusun, disatukan dan
diterjemahkan. Kisah ini mungkin aslinya dibuat di daerah Sumeria, tetapi
kemudian diadaptasi dan diserap oleh bangsa-bangsa di timur mediterania. Versi Sumeria tertua
dari epos ini berasal dari masa Dinasti ketiga Ur (2150
SM-2000 SM). Versi Akkadia paling
awal berasal dari awal milenium kedua (Dalley 1989: 45). Versi Akkadia
"standar", disusun oleh Sin-liqe-unninni pada
masa antara 1300 SM dan 1000 SM.
KISAH GILGAMES
Cerita
Gilgames terdiri dari dua bagian besar. Bagian
pertama bercerita tentang keinginan Dewi Ishtar untuk menikahi Gilgames.
Gilgames adalah seorang raja sebuah kerajaan bernama Uruk di daerah mesopotamia
kuno. Pemerintahan Gilgames yang
dianggap historis diyakini berlangsung sekitar tahun 2700 SM-2500 SM. Dalam
certa tersebut dikisahkan bahwa Gilgames akhirnya dengan halus menolak
permintaan Sang Dewi untuk menikahinya. Mengapa? Gilgames kenal betul tipikal
Dewi Isthar. Dewi Isthar adalah tipikal seorang Dewi yang mudah jatuh cinta,
sekaligus mudah cemburu dan lalu setelah pernikahan seringkali mencampakkan suaminya.
Dalam sajak penolakannya Gilgames menyebutkan beberapa contoh nama orang-orang
yang pernah menjadi mantan suami Dewi Isthar dan kemudian dicampakkan begitu
saja. Bahkan beberapa dikutuk menjadi makhluk yang mengerikan.
Penolakan
Gilgames tersebut membuat Dewi Isthar marah dan memancingnya untuk membalas
dendam. Dewi Isthar meminjam seekor banteng khayangan (Bull of Heaven) untuk
menghancurkan Gilgames. Banteng ini mengamuk di bumi dan membinasakan ratusan
orang dalam sekejab. Namun kemudian, berkat bantuan Enkidu, sahabat karibnya,
Gilgames berhasil membunuh banteng itu, memotong jantungnya dan memberikannya
kepada Shamash (dewa matahari dan keadilan).
Bagian
kedua bercerita tentang Utnapistim, seorang bijak, yang mengungkapkan bahwa
dewa-dewa pernah mencoba untuk membinasakan manusia dengan mendatangkan Air Bah
ke atas bumi. Utnapistim adalah nenek moyang Gilgames yang dianugerahi
keabadian oleh para dewa. Gilgames pernah mencari Utnapistim untuk mengetahui
resep rahasia agar menjadi abadi seperti dirinya. Gilgames pernah ingin menjad
abadi setelah ia dilanda kesedihan yang begitu hebat sejak kematian Enkidu
sahabatnya. Namun ternyata usaha Gilgames sia-sia. Utnapistim menjadi abadi
karena jasanya menyelamatkan hidup manusia dan binatang-binatang saat air bah
muncul. Gilgames tidak bisa menjadi seperti Utnapistim karena pengalaman
Utnapistim adalah pengalaman yang sungguh unik dan mungkin tidak akan terulang
lagi.
Kisah
pemusnahan umat manusia dengan Air Bah bermula ketika para dewa melihat bahwa
manusia di bumi berkembang biak menjadi banyak sekali dan suka membuat
keributan seperti banteng-banteng liar yang mengamuk. Keributan ini membuat
para dewa sulit tidur. Enlil, seorang dewa penasihat, membawa permasalahan ini
dalam rapat para dewa. Lalu para dewa bersepakat untuk membinasakan umat
manusia. Namun demikian, Ea, seorang dewa mata air , sebelum semua hal itu
terjadi, muncul dalam mimpi seorang pertapa bernama Utnapistim untuk
memperingatkan manusia. Ea memberi perintah kepada Utnapistim untuk segera
meninggalkan pekerjaannya sehari-hari untuk merombak rumahnya menjadi sebuah
bahtera yang besar. Dalam mimpi itu Utnapistim mengetahui bahwa Air Bah akan
segera datang ke bumi dan oleh karena itu Ea pun meminta agar Utnapistim membawa
ke atas kapal segala benih kehidupan (baik binatang maupun tumbuhan) dari
segala makhluk agar bisa diselamatkan.
Singkat
cerita, Bahtera Utnapistim sudah jadi dan Air Bah memang sungguh turun. Air Bah
itu begitu dahsyat dan membinasakan seluruh umat manusia dan binatang-binatang
kecuali yang ada di dalam bahtera Utnapistim. Kemudian, setelah laut menjadi
tenang kembali dan air mulai surut, Utnapistim melepas beberapa burung untuk
mengetahui yang terjadi di luar bahteranya. Akhirnya Ia mengetahui bahwa air
sudah mulai surut dan segera mempersembahkan kurban bakaran untuk bersyukur
kepada dewa. Para dewa kaget sekali melihat bahwa ada manusia yang selamat.
Lalu Ea mulai membuka mulutnya dan dengan sebuah sajak yang indah ia membela
manusia dan ganti mengkritik Enlil atas ketidakbijaksanaannya. Para dewa dan
Enlil akhirnya menyesal dan justru kemudian memberkati Utnapistim dan Istrinya
menjadi makhluk yang abadi.
ANTARA NUH DAN UTNAPISTIM
Membaca
kisah Utnapistim di atas tentu siapa saja akan bisa mengatakan bahwa ada
beberapa aspek dalam kisah Utnapistim yang sangat mirip dengan Kisah Nuh.
Berikut ini penulis mencoba menyajikan persamaan dan perbedaan antara kisah Nuh
dan Gilgames dalam sebuah tabel.
Perbandingan
antara Kisah Air Bah pada Kitab Kejadian dan Gilgames
|
||
|
Kitab
Kejadian
|
Gilgames
|
Daerah cakupan air bah
|
global
|
global
|
Penyebab
|
Kebobrokan manusia
|
Keributan manusia
|
Air Bah ditujukan untuk?
|
Seluruh umat manusia
|
Satu kota dan seluruh umat manusia
|
Pengirim Air Bah
|
Yahweh
|
“perkumpulan” dewa-dewa
|
Nama Tokoh
|
Nuh
|
Utnapistim
|
Karakter tokoh
|
Orang yang benar di hadapan Allah
|
Orang yang benar di hadapan dewa
|
Cara memberikan perintah untuk membuat
bahtera
|
langsung
|
Melalui mimpi
|
Diperintahkan untuk membuat bahtera?
|
Ya
|
Ya
|
Apakah tokoh tersebut protes?
|
Tidak
|
Ya
|
Jumlah pintu
|
satu
|
satu
|
Jumlah jendela
|
Minimal satu
|
Minimal satu
|
Bentuk bahtera
|
Kotak membujur
|
Kubus
|
Penumpang
|
Hanya anggota keluarga nuh
|
Anggota keluarga dan beberapa orang
lain juga
|
Cara menurunkan Air Bah
|
Hujan yang dahsyat dan meluapnya sumber
air
|
Hujan yang dahsyat
|
Lama Air Bah
|
Lama (40 hari 40 malam)
|
Singkat (6 hari 6 malam)
|
Cara mencari daratan
|
Melepas burung
|
Melepas burung
|
Burung yang dilepas
|
Gagak, dan tiga merpati
|
Gagak, layang-layang, merpati
|
Tempat mendarat
|
Gunung Ararat
|
Gunung Nisir
|
Ada kurban setelah banjir?
|
Ada
|
Ada
|
Ada berkat setelah banjir?
|
Ada
|
Ada
|
PERDEBATAN PARA AHLI
Beberapa ahli percaya bahwa Kisah
Gilgames adalah kisah yang asli dan turut mempengaruhi penulisan kitab
Kejadian. Mengapa demikian? Karena dalam Kisah Gilgames dianggap lebih tua dari
kisah Nuh. Dengan demikian memang dalam kitab suci masuk juga unsur
cerita-cerita rakyat dan kebudayaan lokal pada saat itu. Di sisi lain, beberapa
ahli (umumnya Kristen) percaya bahwa Kisah Nuh dalam kejadianlah yang original
sedangkan kisah Gilgames merupakan distorsinya. Mengapa demikian? Kebanyakan
dari para ahli ini berpegang pada 2 Kor 10:5 dan memandang bahwa segala sesuatu
harus ditaklukkan d bawah Kitab Suci dan bukan sebaliknya.
TANGGAPAN PASTORAL PENULIS
Menurut pendapat saya, Alkitab
sendiri tidak pernah menyatakan dirinya sebagai sebuah laporan berita sejarah.
Alkitab sama sekali bukan buku sejarah yang memuat secara mendetail urutan
kronologis kejadian-kejadian yang terjadi di masa lalu. Misalnya dalam hal
penulisan taurat: banyak Ahli berpendapat bahwa penyusunan kitab-kitab Musa
(Kejadian, Keluaran, Bilangan, Ulangan) baru beberapa abad setelah Musa wafat.
Tim redaksi penyusunan menggunakan nama Musa sebagai pengarang karena nama Musa
dipandang otoritatif dan sudah dikenal oleh orang banyak saat itu.
Menyikapi
perdebatan beberapa ahli di atas, saya pribadi tidak keberatan jika memang
Gilgames dianggap lebih original dibandingkan dengan kitab suci, ataupun
sebaliknya kitab suci lebih original daripada Gilgames. Andaikata Gilgames
memang lebih original daripada kisah dalam kejadian, saya pribadi justru merasa
bangga karena Allah tidak hanya menggunakan bahasa manusia dalam mewahyukan
diri-nya, tetapi lebih jauh lagi bahkan sampai menggunakan cerita-cerita
“milik” manusia untuk menjelaskan “Siapa diri-Nya”. Bagi saya, masalah “siapa
yang lebih asli” dan “siapa yang meniru” tidak mengganggu kewibawaan kitab suci
sebagai Sabda Allah.
Bagi
saya, yang terpenting dalam membaca Kitab suci adalah mengetahui makna Sabda
Allah tersebut bagi kehidupan kita sekarang. Fakta bahwa cerita itu tertulis
dalam kitab suci berarti bahwa Allah mau mewahyukan diri-Nya dan kehendak-Nya
kepada manusia lewat cerita tersebut. Kebenaran dalam kitab suci bukan terletak
pada dimensi historisnya, tetapi lebih pada dimensi iman yang tersirat di
dalamnya.
DAFTAR
PUSTAKA
Software
Microsoft ® Encarta ® 2009. © 1993-2008 Microsoft Corporation. All rights
reserved.
Gilgamesh. (2010). Encyclopædia Britannica. Encyclopaedia
Britannica Ultimate Reference Suite. Chicago: Encyclopædia
Britannica.
Mesopotamian
religion. (2010). Encyclopædia Britannica. Encyclopaedia
Britannica Ultimate Reference Suite. Chicago: Encyclopædia
Britannica.
Situs
http://creation.com/noahs-flood-and-the-gilgamesh-epic
http://id.wikipedia.org/wiki/Bahtera_Nuh
http://id.wikipedia.org/wiki/Air_bah_(mitologi)
http://id.wikipedia.org/wiki/Epos_gilgames
No comments:
Post a Comment